Sepenggal Kisah di Jogja Jilid 2

Hari ini kembali terkenang setahun yang lalu,

Ketika pagi menyingsing, cuaca sangat cerah sekali setelah hampir sepekan merapi diselimuti awan di pagi hari. Hari pertama Merapi terlihat tanpa selimut-nya yang putih. Sungguh pemandangan yang sangat luar biasa pagi ini. Melihat Merapi yang baru meletus dari jarak pandang cukup dekat.

Hari itu kami berencana akan kembali Ke Jakarta setelah 3 tiga hari meliput keadaan seputar Merapi. Dengan melihat keadaan Merapi seperti itu kami sangat senang karena sudah tidak batuk-batuk lagi.

Namun beberapa jam kemudian kami mendapatkan Merapi kembali Erupsi untuk yang ketiga kalinya, saat itu kami sedang berada di dusun Degolan Sleman. Tiba-tiba Wedhus Gembel sudah membumbung tinggi saja tidak terdengar suara letusan apapun.

Gemetar menyaksikan fenomena alam ini, terlebih melihat wedhus gembel yang sangat besar seperti itu. Setelah terdiam beberapa saat, kami langsung meliput Erupsi Merapi ini. Setelah kejadian ini kami keliling ke beberapa Lokasi di seputar kecamatan Pakem Sleman.

Yang saya lihat adalah masyarakat bekerja seperti biasa tidak terganggu dengan Erupsi, masih ada yan gmencari rumput untuk makanan ternaknya, masih ada yang nandur dan kegiatan lainnya. Setelah saya tanyakan kepada salah satu penduduk kenapa bekerja seperti biasa ” Mas lihat arah angin ke mana? bukan ke arah sini, jadi kami kenapa harus takut karena angin tidak mengarah ke Jakal (Jalan Kaliurang)”

Membaca arah angin seperti sudah terbiasa bagi masyarakat disana, sehingga tidak cepat panik dengan kejadian erupsi sekalipun.

1-11-11 setahun kemudian menurut seorang sahabat disana keadaan belum 100 % normal untuk kehidupan sosial dan ekonomi masih butuh dukungan dari berbagai pihak untuk dapat bangkit.

Jogja memang istimewa

Jakarta, 1-11-11

Dudi Iskandar

2 thoughts on “Sepenggal Kisah di Jogja Jilid 2

Leave a comment